3.3.a.8 Koneksi Antar Materi- Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

 



Hal yang menarik yang saya pelajari dalam modul 3.3 ini yaitu saya mampu memahami tentang program-program yang ada di sekolah, dan dapat mengidentifikasi program yang berdampak pada murid dengan menggunakan tahapan BAGJA/5D, kemudian juga dapat memahami proses perencanaan, pelaporan program dengan menggunakan strategi MELR dan mengidentifikasi manajemen resiko dari sebuah program yang akan dijalankan atau dilakukan.

Kaitan antara pemetaan sumber daya dengan perencanaan program sekolah yang berdampak pada murid yaitu dalam membuat suatu program sekolah kita harus mempertimbang sumber daya yang ada disekolah yang bisa dijadikan sebagai suatu kekuatan Aset Based Thinking sebagai pendukung perencanaan program sekolah yang berdampak pada murid dengan menggunakan tahapan BAGJA  untuk ketercapaian merdeka belajar sehingga mendapatkan pembelajaran yang bermakna menuju profil pelajar pancasila.


Dari hasil pemetaan dapat dengan mudah dilakukan perencanaan program, agar perencanaan dapat berjalan dengan lancar harus memastikan program berjalan dengan melakukan MELR.


Program yang direncanakan adalah program yang sesuai dengan keinginan murid sehingga program berdampak kepada murid, untuk itu perlunya murid memberikan usulan  program dan guru menuntun apa yang menjadi pilihan murid merdeka belajar dalam mengembangkan potensinya.

Program yang berdampak pada murid diantaranya :

1.      Berfokus pada kepemimpinan murid, melatih jiwa kepemimpinan yang bertanggung jawab

2.  Fokus pada inovasi dan kreativitas dengan mengembangkan ide-ide positif dalam proses pembelajaran berdifenresiasi mengembangkan potensi sesuai bakat dan minat

3.    Program adiwiyata, berfokus pada karakter murid dalam mengelola lingkungan alam, yang sadar lingkungan sehingga melahirkan murid yang peduli lingkungan

Dalam dunia pendidikan kita mengenal istilah manajemen pendidikan yang dilakukan sekolah untuk mengembangkan mutu sekolah, manajemen risiko merupakan salah satu hal wajib yang harus dilakukan dalam merencanakan program sekolah. Manajemen risiko haruslah menjadi satu kesatuan bagian yang tak terpisahkan dari pelaksanaan sistem manajemen di sekolah. Labombang (2011: 39) berpendapat bahwa walaupun suatu kegiatan telah direncanakan sebaik mungkin, namun tetap mengandung ketidakpastian bahwa nanti akan berjalan sepenuhnya sesuai rencana

Risiko dalam sebuah program merupakan sebuah langkah awal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi segala sesuatu yang kemungkinan besar dapat terjadi, termasuk juga dalam merencanakan dan melaksanakan program pendidikan. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan wajib melakukan rangkaian analisis dan metodologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan dan mengevaluasi risiko yang mungkin timbul dari pelaksanaan program sekolah.

Risiko tidak dapat dihindari tetapi dapat dikelola dan dikendalikan karena apabila risiko tidak dikelola dengan baik maka akan mengakibatkan kerugian serta hambatan, sehingga program sekolah yang telah direncanakan tidak berjalan dengan baik Begitu pula sebaliknya apabila risiko dapat dikelola dengan baik maka sekolah dapat meminimalisir segala kerugian yang dapat menghambat jalannya program sekolah yang telah direncanakan.

Risiko merupakan sesuatu yang memiliki dampak terhadap pencapaian tujuan organisasi. beberapa tipe risiko di lembaga pendidikan, meliputi:

1.   Risiko Strategis, merupakan risiko yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi mencapai tujuan

2.    Risiko Keuangan, merupakan risiko yang mungkin akan berakibat berkurangnya aset

3. Risiko operasional, merupakan risiko yang berdampak pada kelangsungan proses manajemen

4.  Risiko pemenuhan, merupakan risiko yang berdampak pada kemampuan proses dan prosuderal internal untuk memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku

5.  Risiko Reputasi, merupakan risiko yang berdampak pada reputasi dan merek lembaga. (Princewatercoper, 2003)

Pada akhirnya perubahan-perubahan yang dilakukan sekolah akan menimbulkan suatu risiko, namun tidak melakukan perubahan pun merupakan sebuah risiko oleh karena itu setiap sekolah harus mengidentifikasi risiko dan merencanakan pengelolaannya. Apabila semua sekolah dapat menerapkan manajemen risiko maka setiap kerugian akan dapat diminimalisir. Adapun tahapan manajemen risiko adalah sebagai berikut:

a.       identifikasi jenis risiko,

b.      pengukuran risiko,

c.       melakukan strategi dalam pengendalian risiko

d.      melakukan evaluasi terus-menerus, maju dan berkelanjutan

 Adapun kaitan modul 3.3 dengan modul  modul lain bahwa menurut filosofi KiHajar Dewantara, menuntun segala kodrat yang ada pada diri murid untuk mengembangkan potensi murid secara maksimal dengan merencanakan program  yang berdampak pada murid. Murid adalah aset atau sumber daya yang harus dikelola oleh sekolah.

Guru penggerak berperan  dalam pemetaan dan pengeloaan sumber daya sekolah dengan mengembangkan budaya positif melalui inkuiri apreasitif BAGJA dengan berpikir berbasis aset atau fokus pada kekuatan sekolah, dengan nilai yang dimiliki guru penggerak yaitu mandiri, inovatif, kolaboratif, reflektif, dan berpihak pada murid, dapat mengembangkan potensi murid menuju merdeka belajar yang memiliki profil pelajar pancasila.



Potensi potensi dan kekuatan yang dimiliki murid dapat kita kembangkan lebih jauh lagi dengan memperhatikan sisi emosional murid, sehingga jika ada murid kita yang mengalami permasalahan maka kita dapat memberikan layanan Coaching, Coaching bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk menemukan solusi sendiri dan permasalahan yang dihadapinya. Dengan pengambilan keputusan yang tepat dengan memenuhi 3 prinsip, 4 paradigma serta 9 langkah pengujian pengambilan keputusan maka resiko dalam pelaksanaan program yang berdampak pada murid bisa diminimalisir.

Kaitan dari semua materi tersebut dengan peran saya sebagai guru penggerak yaitu tugas guru penggerak adalah untuk mewujudkan merdeka belajar dan menuntun murid dalam mengoptimalkan potensi yang dimilikinya dan berbagi praktik baik dengan sesama guru yang ada di sekolah ataupun dikomunitas sehingga dapat berkolaborasi dengan rekan guru yang lain untuk memetakan Aset yang dimiliki sekolah sehingga dapat membuat program sekolah yang berpihak pada murid.




  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AKSI NYATA 1.3 VISI GURU PENGGERAK

AKSI NYATA 3.3 PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

BOSAN...????